Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Selasa, 11 Juni 2013

Perkakas Pendukung II

CARA KERJA, PRINSIP KERJA DAN KEAMANAN DILABORATORIUM

 
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori, dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyoginya bersifat berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajar-mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium berlangsung kegiatan kerja laboratorium (laboratory work).


Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya, melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.


Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam :
1.     Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat / bahan yang mudah terbakar atau meledak.
2.     Bahan beracun, korosif dan kaustik
3.     Bahaya radiasi
4.     Luka bakar
5.     Syok akibat aliran listrik
6.     Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7.     Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja.





I.                    Tata Tertib Laboratorium
Secara umum tata tertib yang diberlakukan di tiap sekolah kurang lebih sama yaitu:
a.             Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai.
b.            Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti praktikum atas izin pengawas praktikum.
c.             Praktikan harus menggunakan seragam laboratorium (jas laboratorium) selama praktikum berlangsung.
d.            Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum (gunting, tali, lem, wadah, serbet, dan lain – lain).
e.             Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak atau belum mengikuti responsi.
f.              Wajib memelihara ketenangan selama praktikum berlangsung.
g.            Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas praktikum.
h.            Dilarang makan atau minum atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.
i.              Hanya boleh menggunakan meja praktikum sesuai dengan tempat yang telah ditentukan  untuk setiap praktikan.
j.               Dilarang memindah peralatan praktikum dari tempat semula.
k.            Setelah selesai digunakan , semua bahan praktikum harus dikembalikan pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersih.
l.              Semua bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan diperlakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
m.          Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium dengan seizin pengawas  setelah semua bahan dan peralatan praktikum dibersihkan / dibereskan sebagaimana mestinya.
n.            Setiap kelompok praktikan harus menyusun jadwal piket untuk memelihara kebersihan laboratorium.
o.            Pelanggaran tata tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh mengikuti praktikum.

II.                 PROSEDUR UMUM
a.    Memahami prosedur keselamatan.
b.    Tidak meningggalkan pekerjaan sedang berlangsung.
c.     Hati-hati menangani peralatan panas / dengan pemanas.
d.   Tidak memipet dengan mulut.
e.    Tidak menyalakan api / pemanas dekat pelarut yang mudah menguap.
f.      Tidak meninggalkan api / pemanas tanpa pengawasan.
g.    Mematikan peralatan, api, dan kran air bila tidak digunakan.
h.    Tidak membawa peralatan dan bahan kimia keluar lab tanpa ijin.
i.      Tas dan barang bawaan tidak diletakkan di meja percobaan.
j.      Melapor pada asisiten tentang alergi / penyakit bawaan terhadap bahan kimia atau hewan percobaan.
k.    Memahami prosedur penanganan hewan percobaan.


III.               SIKAP DI LABORATORIUM
¤      Asisten menjadi contoh bagi praktikan.
¤      Berpakaian sopan, memakai jas laboratorium dan sepatu tertutup.
¤      Tidak bergurau berlebihan.
¤      Tidak berlari.
¤      Tidak melakukan percobaan tanpa ijin.
¤      Tidak duduk di meja.
¤      Tidak merokok, makan, dan minum
¤      Tidak membawa bahan kimia dan peralatan keluar tanpa ijin.
¤      Mematuhi aturan keselamatan dan prosedur kerja

IV.              PERATURAN UMUM BEKERJA DI LABORATORIUM
                            
A.      Keselamatan Kerja Di Laboratorium
KENALI lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar darurat, dsb.
Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok, menerima tamu serta mengobrol.Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang tertulis atau diterangkan oleh koordinator praktikum
WASPADA Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.SEGERA LAPORKAN kondisi-kondisi tak aman kepada Koordinator Praktikum atau Asisten Praktikum.
B.            Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di laboratorium.
Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
C.           Melakukan Percobaan
JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan TANPA PENGAWASAN supervisor laboratorium (asisten atau dosen).
Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja SEBELUM bekerja di laboratorium. Anda harus mengacu pada Material Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera laporkan kepada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
DISKUSIKAN selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau dosen pemimpin praktikum.
JANGAN meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
Jika perlu, TEMPATKAN TANDA BERHATI-HATI DAN NAMA ANDA di tempat percobaan sedang dilakukan, jika percobaan yang dilakukan cukup beresiko dan berbahaya.
Kenakan label nama dan NIM di jas laboratorium agar mudah untuk dikenali dan dihubungi.
Lakukan selalu pengecekan terhadap hal-hal yang menunjang keselamatan kerja setiap kali selesai percobaan. PASTIKAN semua keran gas, keran air, saluran listrik dan saluran vakum telah dimatikan sebelum anda meninggalkan laboratorium.
D.           Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia harus dianggap beracun dan berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI LABORATORIUM!! Cucilah tangan Anda setiap akan meninggalkan laboratorium!
Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa yang mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja Anda, tutuplah selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut!
Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera bersihkan dengan lap kering atau tissue. Buanglah tissue atau lap kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam lemari asam. Jangan buang sampah di dalam wasbak!!
Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan air yang banyak. KECUALI APABILA ANDA TERKENA TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL ATAU ASAM SULFAT PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!
Jika terkena brom, segeralah bilas dengan anti brom yang disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah dengan air yang banyak.
Jika terkena fenol, segeralah bilas dengan anti fenol yang disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah dengan air yang banyak.
Jika terkena asam sulfat pekat, laplah bagian tubuh Anda yang terkena asam sulfat pekat dengan tissue kering atau lap kering. Kemudian setelah beberapa saat, cucilah bagian tubuh Anda dengan air sabun dan air yang banyak.
Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam konsentrasi encer: asam sulfat, asam nitrat, asam hidroklorida (HCl), asam asetat dan larutan kalium hidroksida dan natrium hidroksida. Berhati-hatilah!
Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali terserap oleh kulit. Berhati-hatilah!
E.            Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan digunakan dalam setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS tiap-tiap zat!
Beri label reagen dan sampel yang digunakan.
Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke wasbak!
Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau jerigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
JANGAN PERNAH memipet sesuatu dengan mulut!.
Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering. Laporkan setiap kejadian bila Anda ragu cara menanggulanginya!
F.            Kecelakaan
Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium, beritahu segera dosen jaga praktikum. Segera hubungi pihak medis jika lukanya cukup serius.
KEWAJIBAN PRAKTIKAN
PERLENGKAPAN PRAKTIKAN disiapkan sebelum memasuki laboratorium
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali akan melakukan praktikum. Jangan sampai lupa!
*      Laporan Sementara Paktikum (lihat di petunjuk format sementara praktikum)
*      Memakai jas lab, warna putih, terbuat dari bahan sederhana, dan disarankan yang berlengan panjang.
*      Berpakaian rapi, sopan dan bersepatu (tidak boleh pakai sandal) dan disarankan memakai kacamata untuk keselamatan mata Anda.
*      Perlengkapan lainnya yang akan banyak membantu kelancaran kerja anda, antara lain: alat tulis, korek api, lap kain, tissue, sabun/detergen, pisau lipat, gunting kecil.
*      Pereaksi dan peralatan yang diperlukan. Pereaksi di kiri, peralatan di kanan, dengan cara diurut dari atas ke bawah. Bila perlu, sertai dengan gambar rangkaian peralatan.
*      Diagram percobaan, untuk mempermudah urutan kerja yang akan dilakukan, dan gambaran percobaan keseluruhannya.
*      Cara kerja dan pengamatan Merupakan singkatan prosedur kerja yang berbentuk kalimat pendek berupa poin-poin pengerjaan.


V.                CARA – CARA KERJA YANG BAIK DENGAN MEMPERHATIKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN

a.      Dalam keadaan sehat fisik dan mental.
b.      Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin  dalam keseluruhan kegiatan praktikum .
c.       Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alat - alat selama praktikum .
d.     Meneliti jumlah dan keadaan alat-alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum selesai
e.      Dalam penimbangan, pengerjaan dan penulisan laporan harus sistematik , cermat dan  teliti
f.        Jujur dalam semua tindakan , mulai dari pembuatan sampai penyerahan hasil praktikum.
g.      Kreatif, misalnya sebelum memulai praktikum telah mempersiapkan komponen –komponen pelengkap seperti menyiapkan wadah, tutup botol dll.
h.      Selama praktek bicara seperlunya supaya suasana tenang.
i.        Tunjukkan sikap dan penampilan percaya diri , tidak bingung dan tidak ragu-ragu sehingga mampu bekerja dengan tenang.
j.        Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium , sehingga menimbulkan  kecelakaan kerja seperti : ketumpahan air panas atau memecahkan alat laboratorium.
k.      Pada penyerahan hasil praktikum perhatikan hal-hal dibawah ini :
a)      Wadah                          :        apakah wadah sudah bersih, sesuai (syrup dalam botol, salep dalam pot , dsb )
b)     Etiket                            :         berwarna putih untuk obat dalam dan biru untuk obat obat luar. Pada etiket harus tercantum nomor resep, tanggal penyerahan resep, nama pasien, cara pemakaian obat, paraf si pembuat resep.
c)      Signa atau penandaan  :     
d)     Label                            :         Tidak boleh diulang tanpa resep dokter (untuk obat keras, narkotik dan psikotropik), Obat Luar, Kocok dahulu,dll.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium antara lain adalah:
1. Tahap persiapan
·         Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan sebagainya.
·         Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
·         Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang akan digunakan.
·         Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
                                                       
2. Tahap pelaksanaan
  • Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
  • Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.
  • Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia secukupnya. Penggunaan bahan kimia jangan sampai berlebihan karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
  • Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan.
  • Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan
  • Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula
  • Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).
  • Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.
  • Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.

VI.              CARA DAN PRINSIP KERJA DI LABORATORIUM
·         Tata Tertib Kerja di Laboratorium
1.      Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.
2.      Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3.      Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan
4.      Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5.      Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan dengan lap basah.
6.      Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7.      Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami percobaan.
8.      Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut percobaan yang dilakukan.
9.      Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
10.  Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11.  Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12.  Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
13.  Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan praktikum.
14.  Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15.  Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan secepatnya.


VII.           PROSEDUR KERJA DILABORATORIUM BIOLOGI DASAR

§   Letakkan tas di meja paling belakang dan bawalah hanya buku penuntun praktikum, buku kerja, alat tulis dan kalkulator
§   Gunakan jas lab saat berada di dalam lab dan lepaskan saat keluar lab
§   Ikatlah rabut ke belakang bagi mahasiswa yang berambut panjang
§   Pakailah sepatu tertutup agar kaki terlindungi jika ada zat kimia yang menetes atau tumpah.
§   Tidak boleh makan dan minum di dalam lab
§   Dilarang merokok
§   Kerjakan praktikum sesuai petunjuk dalam buku penuntun praktikum dan berdasarkan keterangan dosen atau asisten
§   Saat menggunakan mikroskop, ikutilah petunjuk cara mengambil, membawa dan menggunakan mikroskop yang ada di buku penuntun praktikum
§   Jika bekerja dengan zat kimia yang berbahaya, gunakan sarung tangan yang sesuai, gunakan juga pelindung mata.  Gunakan masker jika bekerja dengan zat kimia yang memiliki butiran yang halus seperti SDS (sodium deodecyl sulfat).
§   Jika bekerja dengan asam keras seperti HCl, bekerjalah di tempat khusus.
§   Jika ada zat kimia yang tumpah, bersihkan segera dan menyeluruh dengan lap atau kertas tissue.  Jika tidak mampu mengatasi keadaan, laporkan kepada dosen atau asisten
§   Letakkan kembali alat-alat praktikum dan bahan-bahan praktikum termasuk zat kimia pada tempatnya
§   Matikan alat-alat listrik jika telah selesai menggunakannya.  Jangan meninggalkan alat listrik yang tidak aman dalam keadaan on.  Misalnya saat memanaskan larutan, jangan meninggalkan hot plate yang menyala. 
§   Berilah label yang jelas pada setiap larutan atau zat kimia yang disiapkan
§   Bersihkan meja kerja setiap selesai praktikum
§   Buanglah sampah pada tempatnya.  Kumpulkan sampah praktikum sesuai jenisnya.  Kumpulkan alat-alat gelas yang pecah atau benda tajam pada satu tempat, pisahkan dengan sampah-sampah organik
§   Cuci tangan selesai melakukan praktikum
§   Tutup jendela dan pintu saat meninggalkan lab

VIII.         Prinsip Perencanaan Penggunaan Laboratorium

Seperti telah dikemukakan bahwa laboratorium adalah merupakan sarana untuk menjembatani teori dan praktek. Dengan bekerja/belajar di laboratorium, mahasiswa dapat konsep-konsep yang didapat dalam teori. Oleh karena itu perencanaan penggunaan laboratorium dalam program belajar-mengajar harus mengingat dimensi-dimensi berikut (1) Jenis atau macam laboratorium yang digunakan, (2) Siapa yang akan menggunakan laboratorium tersebut, (3) Waktu yang tersedia, (4) Alat/perlengkapan yang ada, (5) Bidang studi, dan (6) Konten dalam arti topik.
Perencanaan penggunaan laboratorium yang tersedia harus memperhatikan hal-hal tersebut di atas. Setiap jenis laboratorium mempersyaratkan penggunaan dengan cara yang tertentu. Siapa yang akan menggunakan ikut menentukan rencana pemanfaatan laboratorium. Hal ini erat juga hubungannya dengan macam dan sudut penggunaan laboratorium.
Mengenai dimensi waktu perlu diperhatikan, antara lain (1) Waktu yang tersedia bagi dosen;(2) Waktu yang tersedia bagi mahasiswa; dan (3) Waktu yang tersedia bagi guru (pamong) apabila kita berfikir bahwa “client” akhir dari LPTK adalah sekolah dengan guru pamongnya. Alat/perlengkapan yang tersedia dalam laboratorium dan bagaimana cara menggunakannya akan berbeda-beda. Oleh karena itu akan turut menentukan rencana pemanfaatan laboratorium sebagai media proses belajar-mengajar. Penggunaan “Overhead Projector” (OHP) akan lain dengan “Project Film”, dan akan lain pula dengan “Slide Projector”. Cara bekerja dalam laboratorium IPA lain pula dengan laboratorium Matematika, karena alat/perlengkapan yang dipakai pun berbeda.
Dimensi lain yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan pemanfaatan laboratorium adalah bidang studi atau disiplin ilmu. Laboratorium IPA lain dengan laboratorium Bahasa, laboratorium PPKn lain pula dengan laboratorium Keterampilan Teknik, dan seterusnya.
Konten dan topik yang hendak dipelajari melalui laboratorium akan berbeda pelaksanannya. Setiap topik memiliki dan menuntut karakteristik penanganan penggunaan laboratorium tersendiri.

IX.              Prosedur Penggunaan Laboratorium
Penggunaan di sini berarti bagaimana mendayagunakan laboratorium yang ada, agar bermanfaat bagi proses belajar-mengajar. Ada pun langkah-langkah pemanfaatan laboratorium untuk program pembelajaran akan berlainan bagi setiap bidang studi. Namun paling tidak langkah-langkah dan hal-hal berikut secara umum terdapat dalam penyusunan program. Langkah-langkah atau hal-hal tersebut adalah :
*      Analisis kurikulum secara keseluruhan, baik Mata kuliah, deskripsi mata kuliah, pokok bahasan, dan sub pokok bahasanya.
*      Penentuan pokok bahasan.
*      Penentuan bobot taksonomik dari pokok bahasan.
*      Penentuan Standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran
*      Pengembangan materi dari pokok bahasan.
*      Pengembangan disain pembelajaran.
*      Penetapan apakah seluruh bagian, satu atau dua bagian dari materi pokok bahasan yang memerlukan laboratorium.
*      Alat/perlengkapan apakah yang akan dipergunakan dan harus disediakan.
*      Penetapan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan memakai laboratorium.




X.                 Teknik kerja di laboratorium


Ø  Hal pertama yang perlu dilakukan
1.         Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jaslaboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungikaki.
2.         Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
3.         Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4.         Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.

Ø  Bekerja aman dengan bahan kimia
1.         Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.
2.         Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.
3.         Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.
4.         Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedihatau gatal).

Ø  Memindahkan bahan Kimia
1.         Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindarikesalahan.
2.         Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3.         Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
4.         Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencega h kontaminasi.

Ø  Memindahkan bahan Kimia cair
1.         Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak tanganmemegang botol tersebut.
2.         Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3.         Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidakmemercik.

Ø  Memindahkan bahan Kimia padat
1.         Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.
2.         Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3.         Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan tersebut.

Ø  Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1.         Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2.         Api pemanas hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.
3.         Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4.         Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lian maupun diri sendiri.

Ø  Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia
1.         Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2.         Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk mencegahpemanasan mendadak.
3.         Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air. Maksimumseperampatnya.

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

XI.              PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYIMPANAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM
*  Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

*  Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
*  Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

XII.            JIKA TERJADI KECELAKAAN
*            Jika terjadi kebakaran, berhentilah bekerja, tutup botol-botol zat kimia yang digunakan, matikan api bunsen (jika sedang menggunakannya).  Lakukan evakuasi, keluar gedung melalui pintu keluar terdekat.
*            Kita terbakar karena zat kimia, lakukan hal sebagai berikut:
*      Cuci segera bagian yang terkena dengan cukup banyak air
*      Jika mata yang terkena, cuci mata dengan hati-hati dengan air dingin
*      Panggil bantuan medis
*            Jika terluka karena benda tajam :
*      Tutup luka dengan kapas atau perban bersih
*      Tekan dengan keras sampai perdarahan berhenti
*      Jika perdarahan berlanjut, tempelkan lagi kapas dan perban
*      Tekan terus dan beri plester
*      Panggil bantuan medis
Ada tiga hal mendasar yang harus diperoleh untuk mengidentifikasi informasi tentang kecelakaan yaitu:
1.        Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada.
2.        Sebab-sebab kecelakaan.
3.        Gambaran tindakan yang harus dlakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan.

Perlengkapan Kecelakaan
Perlengkapan kecelakaan dibagi atas dua kelompok, yaitu :
1.    Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
2.    Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.
Beberapa zat kimia ada yang menunjukkan sifat tertentu apabila bereaksi dengan air atau udara.Zat yang mempunyai sifat dapat menarik air apabila terlalu lama kontak dengan udara disebut Higroskopis, contoh natrium hidroksida, asam sulfat, magnesium klorida dan kaporit.Adapun beberapa bahan kimia yang mudah bereaksi dengan udara adalah natrium, fosfor, dan air kapur.
1.      Natrium yang mudah bereaksi dengan udara dan air harus disimpan dengan botol berisi minyak tanah
2.      Fosfor yng mudah terbakar di udara harus disimpan dalam botol berisi air
3.    Air kapur yang mudah bereaksi dengan CO2 dari udara sehingga tidak dapat disimpan lama.
Beberapa contoh kecelakan yang dapat terjadi akibat alat dan bahan yang digunakan tidak hati-hatin dalam kegiatan laboratorium adalah sebagai berikut:
1.    Percikan Zat
Percikan zat dalam jumlah banyak atau sedikit yang mengenai badan atau pakaian perlu mendapat perhatian karena beberapa jenis zat kimia dapat merusak kulit atau pakaian
2.    Luka
Luka yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh benda tajam, luka bakar, atau tersinggung benda panas.
3.    Keracunan
Keracunan adalah masuknya benda-benda beracun kedalam tubuh. Biasanya yang sering terjadi adalah terisapnya uap beracun atau terserapnya cairan melalui kulit.
4.    Ledakan atau kebakaran
Ledakan atau kebakaran yang terjadi di laboratorium umumnya disebabkan oleh bahan-bahan kimia atau alat-alat yang digunakan pada waktu melakukan percobaan
5.    Bahaya Listrik
Bahaya listrik dapat diakibatkan oleh aliran listrik bertegangan tinggi yang berasal dari PLN atau alat-alat yang dapat menghasilkan tegangan listrik, misalnya Generator.
6.    Bahaya yang dimbulkan oleh Hewan
Semua hewan harus diperlakukan secara hati-hati karena memungkinkan terjadinya infeksi. Beberapa jenis mamalia dapat menularkan penyakit pada manusia
7.    Bahaya yang ditimbulkan oleh mikroorganisme
Berbagai jenis mikroorganisme terutama bakteri patogen (penyebab penyakit) harus di perlakukan secara hati-hati. Sikap hati-hati itu diperlukan karena mikroorganisme patogen dapat menimbulkan penyakit
8.    Bahaya yang ditimbulkan oleh Tumbuhan
Beberapa bagian tumbuhan dapat menyebabkan keracunan.Biji tumbuhan jarak sangat beracun.Daun tumbuhankentang juga beracun walaupun umbinya enak di makan.

Penanganan/Pertolongan Pertama Kecelakaan Kerja
Pertolongan pertama (First Aid) merupakan upaya penanganan segera terhadap kecelakaan untuk mencegah risiko bahaya yang lebih parah/besar, baik fisik maupun mental, terhadap si korban melalui tindakan medis mendasar. Pada dasarnya tindakan medis dasar ini bias diupayakan untuk dilakukan oleh orang awam. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memberi tindakan pertolongan pertama adalah:
1) Bersikap tenang, tidak panik, dan berpikir jernih untuk menciptakan  kondisi tenang dan nyaman bagi korban dan orang lain.
2) Melakukan identifikasi bahaya dan seleksi penanganan secara jernih melalui analisis gejala-gejala yang ada serta jenis obat atau penanganan yang tepat.
3) Memberikan bantuan penanganan sesegera mungkin secara tepat dan representatif termasuk menghubungi tenaga medis yang lebih berkompeten untuk penanganan yang lebih baik, atau segera mengirimkan korban ke rumah sakit.

Secara spesifik, tindakan penanganan terhadap kecelakaan dapat dilakukan untuk kasus-kasus kontaminasi bahan kimia, kebakaran, dan luka atau infeksi.
1) Kontaminasi bahan kimia, pada mata atau kulit.
Segera basuh mata dengan air jernih yang mengalir, minimal 15 menit atau sampai gejala risiko berkurang.Jangan gunakan obat yang tidak diyakini pengaruh klinisnya, sampai tenaga medic menangani.

2) Kebakaran yang mengenai kulit.Bila minor, basuh dengan kapas basah dan beri krim pelembab pencegah iritasi.Bila mayor, jangan basuh dengan air, tetapi langsung lilit dengan kasa kering, dan upayakan korban tetap dalam keadaan hangat untuk menghindari syok. Bila kebakaran terjadi pada baju kerja atau material lain, segera padamkan api dengan kain/selimut basah, busa pemadam, atau air pancuran.

3) Luka atau infeksi.Bila luka minor dan darah mengucur, gunakan sarung tangan non-alergenik untuk mengendalikan pendarahan.Sekiranya ada luka yang terbuka, bersihkan dengan alkohol dan tutup dengan krim dan perban.




Penanggulangan keadaan darurat

Terkena bahan kimia
1.      Jangan panik.
2.      Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3.      Lihat data MSDS.
4.      Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).
5.      Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6.      Bawa ketempat yang cukup oksigen.
7.      Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit).

Kebakaran
1.      Jangan panik.
2.      Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3.      Beritahu teman anda.
4.      Hindari mengunakan lift.
5.      Hindari mengirup asap secara langsung.
6.      Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat(jangan dikunci).
7.      Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8.      Hubungi pemadam kebakaran.

Gempa bumi
1.      Jangan panik.
2.      Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja,kolong kasur, lemari.
3.      Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4.      Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat listrik.
5.      Jangan gunakan lift.
6.      Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.





DAFTAR PUSTAKA

http://lab.mipa.uns.ac.id/home.php?kim=tata&lab=kim


0 komentar:

Posting Komentar