Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Minggu, 02 Juni 2013

Lichenes

BAB I
PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang

Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khususnya pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan.

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis. Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.

Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur (mycobiont itu) dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont), biasanya baik ganggang hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium (umumnya Nostoc).

Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau alga tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana dalam bentuk dan pertumbuhan.

Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi yang hidup bersama di dalam hubungan simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam bentuk thalus lichenes. Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara (Anonim,1998).


    II.            Identifikasi Masalah

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang :
®      Bagaimana struktur lichens ?
®      Apa saja jenis lichen dan apa perannya dalan kehidupan ?
®      Bagaimana reproduksi lichen ?

 III.            Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini :
®      Untuk mengetahui bagaimana struktur lichen
®      Untuk mengetahui jenis-jenis lichen dan perannya dalam kehidupan
®      Untuk mengetahui reproduksi lichen




BAB II
PEMBAHASAN

       I.            Pengenalan Umum Lichenes

Lichen (lumut kerak) merupakan organisme majemuk yang merupakan gabungan antara alga dan cendawan (jamur). Lichen adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Lichen tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim. Kerja sama ini mengakibatkan struktur morfologi pun berbeda dari komponen simbiotiknya.

Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.

            Lumut kerak sangat peka terhadap kualitas udara. Oleh karena itu, lumut kerak dapat digunakan sebagai penunjuk adanya polusi udara. Di kota-kota besar atau kawasan industri tingkat polusi udaranya sabgat tinggi. Ditempat-tempat ini sedikit sekali lumut kerak yang dapat tumbuh. Semakin jauh dari sumber polusi, keragaman lumut kerak semakin bertambah dan spesies-spesies yang ditemukan akan berubah. Ditempat dengan mutu udara baik, biasanya tumbuh lumut kerak yang berbentuk mirip pohon. Lumut kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak juga digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan.

Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning, oranye, coklat, merah dan hitam.

Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.

Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.


Ciri Umum Lichenes :
1)      Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
2)      Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput landersel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
3)      Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
4)      Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekatF dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
5)       Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
6)      Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
7)      Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
8)      Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
9)      Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.

    II.            Struktur Lichenes
Struktur morfologi dalam lichens :
Þ    Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.

Þ    Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ reproduksi

Þ    Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.

Þ    Lapisan Empulur, Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.


Þ    Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Struktur morfologi luar lichenes :
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, orange, colkat atau merah dengan  habitat yang bervariasi.

Struktur tubuh lichens secara vegetatif terdiri :
®       Soredia
Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit. Diameternya sekitar 25-100 mµ, sehingga soredia dapat dengan mudah diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan lichenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan sekelompok kecil sel-sel ganging yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam soralum.

®       Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar. Diameternya 0,01-0,03 mµ dan tingginya antara 0,5-3 mµ. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.

®       Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi keulit luar.

®       Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna berhitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat thallus ke bagian dalam.

®       Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.

®       Cilia
Cilia berbentuk seperti brambut mempunyai untaian karbon dari hifa yang muncul dari sepanjang kulit.

®       Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudogyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekitar 1 mµ dan terdapat pada korteks bawah spesies cetraria, cetralia, parmelia dan pasudocyphellae.


®       Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yang berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.


 III.            Jenis Lichenes

Ä            Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
*      Ascolichenes
      Cendawan penyusunnya tergolong pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium. Contoh : Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunya tergolong dalam Discomycetales, lichenes membentuk tubuh buah yang berupa  apotesium. Dalam golongan ini termasuk Usnea yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan. Contoh : Usnea dasypoga. Terdiri atas 5 ordo : Caliciales, Graphidales, Cyanophilales, Lechanorales, Caloplacales.

Ordo Caliciales
Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Classis         : Ascolichenes
Ordo           : Caliciales
Famili          : Caliciaceae
Genus         : Calicium
Spesies        : Calicium sp.


Ordo Cyanophilales
      Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Class            : Ascholichen
Ordo           : Cyanophylales
Familia        : Peltigeraceae
Genus          : Peltigera
Species        : Peltigera sp.

*      Basidiolichenes
      Berasal dari jamur basidiomycetes dan alga mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari family : thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella, dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen  yaitu Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.

Roccella tinctoria
Rocella tintoria adalah spesies dari jamur dalam genus Rocella
Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Kelas           : Basidiolichenes
Spesies        : Roccella tinctoria



*      Lichen Imperfect
      Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.

Ä            Berdasarkan alga yang menyusun thallus
*      Homoimerus
      Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae. Contoh : Ephebe, Collema. Collema coccophorum (contoh homolmerus)

*      Heteromerous
      Sel alga berbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia. Rhizocarpon geographicum(contoh crustaceus)

Parmelia sp.
      Klasifikasi
Kingdom           : Plantae
Division             : Thallophyta
   Anak Divisi       : Lichenes
   Class                  : Ascolichenes
   Order                 : Lecanorales
   Family                : Parmeliaceae
   Genus                : Parmelia
   Spesies               : Parmelia sp


Ä            Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
*      Crustose atau Crustaceous
      Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu.



Graphis sp
Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Division      : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Class           : Ascolichen
Ordo           :  Lecanolares
Family        : Graphidaceae
Spesies       : Graphis sp.


*      Fruticose atau filamentous
      Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris atau atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Bentuk yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.

Usnea sp.
Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Thallophyta
Anak divisi : Lichenes
Kelas          : Ascolichenes
Ordo           : Lecanorales
Famili         : Usneaseae
Spesies       : Usnea sp.

Ä             Berdasarkan Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk:
*        Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Lichen ini melekat pada batu-batu, membentuk bercak pada batu, ranting dengan rhizenes. Rhizenes berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan. Foliose lumut di batu tumbuh keluar dan mati di tengah. Contoh:  Xantoria, Physcia, Peltigera, Palmelia.

*        Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis. Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleosidium. Lichen crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis disebut leprose.
*        Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.

*        Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan, Usnea australis, suatu bentuk fruticose, tumbuh di cabang pohon

*        Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah. Anatomi lumut kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa.

 IV.            Reproduksi Lichenes
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksuaa umumnya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun.

Lichen yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu :
a.             Fragmentasi, Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan jumlah individu.

b.            Perkembangbiakan melalui Soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.

c.             Perkembangbiakan dengan Spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.

Lichen yang berkembang biak dengan cara genetatif yaitu :
      Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.

Reproduksi Aseksual:
a)      Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya.
b)      Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia.
c)      Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.

Reproduksi Seksual :
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh lichenes.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.


    V.       Peranan Lichenes Dalam Kehidupan
Lichen memiliki peranan yang penting dalam perekonomian yaitu sebagai bahan makanan yang dapat diolah oleh daerah-daerah tertentu, dapat digunakan sebagai primitive antibiotics, maupun sebagai ekstrak pewarna ungu dan merah.

Dalam kehidupan Lichen mempunyai beberapa peranan, yaitu sebagai tumbuhan perintis, sebagai indikator adanya polusi udara, sebagai bahan penyimak kulit, bahan pewarna, dan bahan kosmetik serta di daerah tundra berperan sebagai bahan makanan untuk rusa kutub.

Peran lumut kerak bagi manusia:
a)      Sebagai tumbuhan perintis
b)      Membantu siklus nitrogen
c)      Sebagai indikator lingkungan
d)     Peran lain yaitu :
®    Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker.
®    Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
e)      Selain peran menguntungkan, lumut kerak juga dapat
merugikan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah
seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
f)       Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium). Cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.



Keutamaan Lichens Dalam Ekosistem

            Lichens biasanya bersifat sensitive terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya, misalnya zat radioaktif, flourida, logam berat, bahan kimia, pertanian, dan pestisida. Dengan melihat pertumbuhan liken seorang saintis dapat menentukan ada tidakknya polusi udara disekitar daerah tersebut.

Biasanya lichens tidak dpat hidup baik pada lingkungan yang terkontaminasi oleh polusi udara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahawa lichens berfungsi sebagai indicator biologis dalam ekosistem, khususnya sebagai indicator pencemaran udara.

Pengaruh Lichenes Terhadap Pencemaran Udara

Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanora conizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloni oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usnea florida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm 3.






BAB III
PENUTUP

Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya.

Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara.

Lumut kerak dapat hidup di segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi. Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan yang cadas sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis. Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu yang lama. Pada saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut ini akan kering, tetapi tidak mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh kembali.



 



DAFTAR PUSTAKA

Laila, B. S. (2007). Biologi 1 SMA/MA Kelas 1. Yudhistira.
Tjitrosoepomo, G. (2009). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://ach-e11.blogspot.com/2011/05/licheneslumut-kerak.html
http://biologipedia.blogspot.com/2010/09/lichenes.html
http://teguhadang.wordpress.com/2010/06/08/lichenes/

0 komentar:

Posting Komentar