Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Selasa, 21 Mei 2013

INTEGRASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Integrasi adalah suatu kata yang mudah untuk dikatakan namun tidaklah mudah diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kondisi lingkungan dan keadaan sosial masyarakat banyak mempengaruhi tercapainya integrasi bangsa seperti yang kita harapkan. Dan sangatlah mungkin kondisi lingkungan dan keadaan sosial masyarakat tersebut justru potensial terhadap terjadinya disintegrasi bangsa. Terlebih lagi Indonesia dewasa ini dihadapkan kepada era globalisasi dan kemajuan kebudayaan yang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai imbasnya, kita bangsa Indonesia akan lebih terbuka terhadap segala bentuk pengaruh yang diberikan oleh masyarakat dunia internasional.

Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan- persenyawaan berupa adanya konsesus nilai- nilai yang sama- sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka- prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan.  Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi masyarakat pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.

Hal yang penting, mengamati dimensi kemajemukan suatu masyarakat dapat dilakukan dengan melihat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya, konsensus anggota- anggota masyarakat terhadap cita yang mengikat seluruh warga masyarakat, dan mudah- tidaknya individu pindah dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.
Selain memahami integrasi masyarakat juga ada integrasi nasional, untuk terciptanya integrasi nasional perlu adanya suatu jiwa maya asas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk ari persamaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat dan bersedia dibuat lagi pada masa depan (Ernest Renan,1825-1892).


1.2  Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang:
®    Apa itu integrasi ?
®    Bagaimana integrasi sosial, Apa saja syarat dan bentuk integrasi sosial ?
®    Bagaimana integrasi nasional, apa saja factor pendorong, penghambat integrasi nasional ?
®    Apa saja Factor integrasi ?
®    Bagaimana Integrasi Nasional Dalam Perspektif Sejarah Indonesia ?
®    Bagaimana Upaya  Mempertahankan Integrasi ?

1.3  Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini :
®       Untuk mengentahui apa itu integrasi
®       Untuk mengetahui bagaimana integrasi sosial, apa-apa saja syarat dan bagaimana bentuk integrasi sosial tersebut
®       Untuk mengetahui bagaimana inttegrasi nasional, apa-apa saja factor pendorong dan penghambat integrasi nasional
®       Untuk mengetahui bagaimana factor integrasi
®       Untuk mengetahui bagaimana integrasi nasional dalam perspektif sejarah Indonesia
®       Unutk mengetahui bagaimana upaya  mempertahankan integrasi




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi

Secara arti kata integrasi berasal Dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam hal ini integrasi social dimaknai sebagai proses penyesuaian diantara unsur- unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

Sedangkan definisi lain dari integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok- kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing- masing. Sehingga integrasi memiliki dua pengertian, yaitu:
1.      Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan social dalam suatu system social tertentu.
2.      Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsure- unsure tertentu.

Jadi, Integrasi adalah pembauran warga masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat kedalam satu kesatuan sosial. Sebagai dasar negara Pancasila telah menciptakan kestabilan nasional dan mengatasi kemajemukan masyarakat Indonesia. Rasa cinta tanah air memungkinkan digalangnya persatuan dan kesatuan sehingga mampu mengatasi kemajemukan dengan mengacu kepada prinsip Bhineka Tunggal Ika.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme integrasi social dalam masyarakat senantiasa terkait dengan dua landasan :
*      Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi diatas tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai- nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendassar).
*      Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan social lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (crosscutting loyalities) Dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan social.

Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan- persenyawaan berupa adanya konsesus nilai- nilai yang sama- sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka- prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan.  Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi masyarakat pada masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.

Hal yang penting, mengamati dimensi kemajemukan suatu masyarakat dapat dilakukan dengan melihat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya, konsensus anggota- anggota masyarakat terhadap cita yang mengikat seluruh warga masyarakat, dan mudah- tidaknya individu pindah dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.

Selain memahami integrasi masyarakat juga ada integrasi nasional, untuk terciptanya integrasi nasional perlu adanya suatu jiwa maya asas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk ari persamaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat dan bersedia dibuat lagi pada masa depan (Ernest Renan,1825-1892).  Perlu dicari bentuk- bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yang meliputi empat system, yaitu:
a.       System budaya seperti nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945
b.      Sistem social seperti kolektif- kolektif social dalam segala bidang
c.       System kepribadian yang terwuju sebagai pola- pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), pola-pola penilaian yang dianggap pola- pola keindonesiaan
d.      System organic jasmaniah, dimana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras.

Untuk mengurangi prasangka, ke empat system itu harus dibina, dikembangkan, dan diperkuat sehingga perwujudan nasional Indonesia tercapai.

Secara kongkrit memupuk integrasi dari negara kesatuan yang berotonomi luas yaitu:
*      Pertama, diupayakan terriorial integration kawasan nusantara, agar secara sosial dekat satu sama lain: tumbuh shared attachment to place. Integrasi territorial ini tidak saja dilakukan dalam bentuk pembangunan fisik dan pengembangan system transportasi, namun juga ditempuh melalui pemerataan akses media masa, system administrasi kondusif, dan sistem pendidikan yang terbuka pada kontak antar daerah.
*      Kedua, dipupuk kinship integration. Yaitu, dikembangkan ikatan antar kelompok melalui jalinan perkawinan, emosional, ekonomi dan politik.
*      Ketiga, integrasi ekonomi yang ditempuh dengan mengikat orang-orang dalam proses pertukaran dan pasar. Misalnya diciptakan interdepedensi sistemik dalam hubungan ekonomi regional berdasar spesifikasi produk.
*      Keempat, adalah integrasi politik. Smelser (1997) mengatakan proses ini sebagai “the bringing together of the people who may be seperated territorially or culturally under a central government”.


Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.
Karena itu, secara teoretik dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi bangsa adalah diharmoni sosial, sedangkan ancaman paling nyata terhadap eksistensi wilayah Negara adalah gerakan separatisme. Kedua ancaman itu sering kali bercampur baur.


2.2         Integrasi Sosial

Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi masyarakat tersebut.

Para penganut paham fungsionalisme struktrua menyatakan bahwa sistem sosial terintegrasi di atas dua landasan yaitu: Masyarakat terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Masyarakat terintegrasi oleh karena anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial. Hal tersebut dikenal dengan cross cuting affiliations yaitu adanya loyalitas ganda para anggota masyarakat. Hal ini akan meminimalisir terjadinya suatu konflik karena dengan adanya loyalitas ganda maka konflik yang akan segera dinetralkan.


Sedangkan para penganut paham pendekatan konflik, menyatakan bahwa suatu integrasi dapat terwujud atas adanya coercion (paksaan) dari suatu kelompok / satuan sosial dominan terhadap kelompok / satuan kelompok lain, atau pun adanya saling ketergantungan di bidang ekonomi antara berbagai kelompok / satuan sosial yang ada dalam masyarakat.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
a)   Syarat - Syarat Integrasi Sosial
integrasi sosial dapat terbentuk apabila para anggota masyarakat bersepakat mengenai struktur kemasyarakatan, nilai-nilai, dan norma serta pranata sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Di samping itu juga diperlakukan adanya kesepakatan mengenai batas teritorial / wilayah yang jelas akan tempat / negara yang mereka tinggali. William F. Ogburn dan Mayern Nimkoff mengemukakan tentang syarat berhasilnya suatu integrasi sosial sosial yaitu kemampuan untuk mengisi kebutuhan anggota masyarakat satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang baik dan saling menjaga keterikatan satu dengan yang lain. Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut berlaku dalam waktu yang cukup lama dan telah dilaksanakan secara konsisten.

b)   Bentuk – Bentuk  Integrasi Sosial

Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:
*      Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya cirri khas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini terlihat Dari pembentukan tatanan social yang baru yang menggantikan budaya asli. Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan social yang primitive dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang bertentangan dengan norma yang mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan tatanan social barau yang dapat menyatukan beragam latar belakang social.

*      Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri dalam menyikapi interaksi social, hal ini didasarkan pada nilai- nilai social masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi soaial.

c)    Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

Untuk mencapai integrasi social dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam masyarakat yaitu :
1.      Pada setiap diri individu masing- masing harus mengendalikan perbedaan/ konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2.      Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan dan saling memahami antara satu sama lain, maka konflik pun dapat dihindarkan.

Ada empat system untuk mengurangi konflik yang terjadi, antara lain:
1.      Mengedepankan identitas bersama seperti system budaya yang berasaskan nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945.
2.      Menerapkan system social yang bersifat kolektif social dalam masyarakat dalam segala bidang.
3.      Membiasakan system kepribadian yang terintegrasi dengan nilai- nilai social kemasyarakatan yang terwujud dalam pola- pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), sehingga pola- pola penilaian yang berbeda dapat disamakan sebagai pola- pola keindonesiaan.
4.      Mendasarkan pada nasionalisme yang tidak diklasifikasikan atas persamaan ras, melainkan identitas kenegaraan.

d)   Factor internal dan eksternal integrasi sosial
Adapun factor- factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi social dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:
*      Factor internal : kesadaran diri sebagai makhluk social, tuntutan kebutuhan, dan semangat gotong royong.
*      Factor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persaman kebudayaan, terbukanya kesempatan, berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persamaan visi, dan tujuan, sikap toleransi, adanya consensus nilai, dan adanya tantangan Dari luar.


2.3         Integrasi Nasional

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.

a.      Faktor-faktor pendorong integrasi nasional

Factor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
*        Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
*        Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
*        Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
*        Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
*        Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

b.      Faktor-faktor penghambat integrasi nasional

Factor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
*        Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
*        Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
*        Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
*        Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
*        Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

c.       Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional :

o   Pebedaan Ideologi
o   Kondisi masyarakat yang majemuk
o   Masalah territorial daerah yang berjarak cukup jauh
o   Pertumbuhan partai politik

d.      Upaya Pendekatan :

a.    Mempertebal keyakinan seluruh waraga Negara terhadap ideology nasional
b.    Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis
c.    Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
d.   Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etni pribumi
Contoh wujud integrasi nasional yaitu :
1.      Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2.      Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3.      Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali.

2.4 Faktor Integrasi

Faktor integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut-larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan (dijajah). Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan.

Yang bisa menjadi faktor integrasi bangsa adalah semboyan yang kita terkenal yaitu Bhineka Tunggal Ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita mempunyai ideologi yang sama yaitu Pancasila. Dengan kata lain yang dapat menjadi faktor integrasi bangsa Indonesia adalah:
a)      Pancasila
b)      Bhineka Tunggal Ika
c)      Rasa cinta tanah air
d)     Perasaan senasib sepenanggungan


2.5 Integrasi Nasional Dalam Perspektif Sejarah Indonesia

Integrasi nasional pada hakikatnya adalah pengertian bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu integrasi dalam sebuah negara yang berdaulat. Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi yang bersifat vertical menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif, dan dimensi horisontal, yaitu hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial (Sjamsuddin, 1989:2). Berkaitan dengan integrasi vertikal, sangat menarik bahwa reaksi daerah terhadap proklamasi kemerdekaan dan berdirinya negara RI disambut positif pertama-tama justru oleh kelompok-kelompok lakal yang tergabung dalam organisasi lokal, ataupun yang memiliki jaringan dengan organisasi di pusat, bukan dari pemerintah local yang masih dalam situasi status quo dan menunggu.


2.6 Upaya  Mempertahankan Integrasi

Perwujudan jiwa dan semangat integrasi bangsa merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaan proses tersebut akan mencakup berbagai jenis kegiatan dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mencapai sasaran yang merupakan suatu formulasi kebijaksanaan pokok yang membutuhkan arah dan proses pembinaan yang dilaksanakan dengan berpegang pada ketentuan-ketentuan yang berlaku dengan melihat perkembangan lingkungan strategis yang dihadapi.
Proses integrasi harus melalui fase-fase sosial dan politik.  Mengikuti alur pemikiran Ogburn dan Nimkof (penganut fungsionalisme struktural) bahwa integrasi merupakan sebuah proses : Akomodasi—kerjasama—koordinasi—asimilasi. Asimilasi ini merupakan proses dua arah (to way process) antara etnik yang berbeda, sehingga diperoleh sebuah konsensus dan kesepahaman atas dasar keanekaragaman budaya. Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa Indonesia harus diwujudkan atau diselenggarakan, dan sebagian harus kita temukan didalam proses pertumbuhan pancasila sebagai dasar falsafah atau ideologi negara.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kata integrasi berasal Dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam hal ini integrasi social dimaknai sebagai proses penyesuaian diantara unsur- unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Integrasi adalah suatu kata yang mudah untuk namun tidaklah mudah diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kondisi lingkungan dan keadaan sosial masyarakat banyak mempengaruhi tercapainya integrasi bangsa seperti yang kita harapkan. Dan sangatlah mungkin kondisi lingkungan dan keadaan sosial masyarakat tersebut justru potensial terhadap terjadinya disintegrasi bangsa. Terlebih lagi Indonesia dewasa ini dihadapkan kepada era globalisasi dan kemajuan kebudayaan yang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai imbasnya, kita bangsa Indonesia akan lebih terbuka terhadap segala bentuk pengaruh yang diberikan oleh masyarakat dunia internasional.

Proses integrasi tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjang dalam waktu yang cukup lama. Integrasi nasional memang berhubungan satu sama lain dengan problem kebangsaan yang terjadi selama ini, termasuk juga soal relasi sosial yang terbangun di tengah masyarakat, baik antara masyarakat dengan masyarakat, maupun masyarakat dengan negara (pemerintah). Tujuan utama integrasi,yaitu penanaman doktirin wawasan kebangsaan sangat penting artinya bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai modal dasar dalam bertindak dan berperilaku di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan mengoptimalkan segala aspek bidang kehidupan akan mampu mengakomodasi kerawanan integrasi bangsa.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2009). ILMU SOSIAL DASAR. Jakarta: Rineka Cipta.
http://rumahkoplax21.blogspot.com/2011/09/integrasi-disintegrasi.html
http://pebarch.blogspot.com/2012/01/prasangka-diskriminasi-etsontrisme.html
http://putriwindu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-nasional/

0 komentar:

Posting Komentar